PENGERTIAN
REAKSI ADISI
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang
selalu menghasilkan antar perubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun
senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan.
Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan
menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri
yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan
yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan
pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia
juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel
elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi
adisi adalah reaksi penggabungan dua atau lebih molekul menjadi sebuah molekul
yang lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu
molekul yang bereaksi akibat adanya penggabungan atau reaksi pemutusan ikatan
rangkap (pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan
kovalen tunggal). Reaksi adisi antara lain dapat digunakan untuk
membedakan alkana dengan alkena.
Dalam reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi
ikatan tunggal. Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen,
halogen maupun asam halida (HX). Untuk alkena atau alkuna, bila
jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka arah adisi
ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu atom H akan terikat pada atom karbon
yang lebih banyak atom H-nya (“yang kaya semakin kaya”). Pada reaksi ini
berlaku hukum Markovnikov ”Atom H dari asam halida ditangkap oleh C
berikatan rangkap yang mengikat atom H lebih banyak atau gugus
alkil yang lebih kecil.
Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh.
Molekul tak jenuh dapat menerima tambahan atau gugus
dari suatu pereaksi. Dua contoh pereaksi yang mengadisi pada ikatan rangkap
adalah brom dan hidrogen. Adisi brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan
sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga.
REAKSI ADISI ELEKTROFILIK
Elektrofilik
Elektrofilik merupakan sesuatu yang tertarik pada elektron, dan karena tertarik oleh daerah
negatif, elektrofil harus merupakan sesuatu yang memebawa muatan positif penuh
atau memiliki sedikit muatan positif disuatu daerah padanya. Etena dan alkena
yang lain diserang oleh elektrofil. elektrofilk biasanya ujung yang sedikit
lebih positif (+) dari sebuah molekul seperti hidrogen bromida, HBr. Elektrofil tertarik dengan kuat ke elektron yang
terekpose pada ikatan pi dan reaksi terjadi karena adanya reaksi inisiasi yang
sebentar lagi akan kita bahas.
Reaksi adisi elektrofilik terjadi apabila gugus yang pertama menyerang suatu ikatan rangkap pereaksi elektrofil. Reaksi adisi elektrofilik ditemukan pada senyawa C yang mengandung ikatan rangkap antara dua atom C seperti alkena dan alkuna.
Reaksi adisi elektrofilik terjadi apabila gugus yang pertama menyerang suatu ikatan rangkap pereaksi elektrofil. Reaksi adisi elektrofilik ditemukan pada senyawa C yang mengandung ikatan rangkap antara dua atom C seperti alkena dan alkuna.
MEKANISME REAKSI ADISI ELEKTROFILIK
- Reaksi Adisi Elektrofilik HX pada Alkena
Pada senyawa alkena terdapat elektron π yang letaknya lebih jauh dari
inti dibanding elektron pada ikatan σ, sehingga lebih mudah diserang oleh suatu
elektrofil. Elektron pi adalah suatu nukleofil lemah. Mekanisme reaksi adisi
dari air terhadap etilen, suatu alkena sederhana.
Dasar untuk memahami reaksi adisi
ektrofilik HX (halida asam) pada alkena adalah: alkena dapat bertindak sebagai
nukleofil dalam reaksi polar. Ikatan rangkap karbon-karbon kaya akan elektron
dan dapat disumbangkan kepada spesies elektrofilik. Contohnya reaksi
2-metilpropena dengan HBr menghasilkan 2-bromo-2-metilpropana. Reaksi dimulai
dengan serangan elektrofil (HBr) pada ikatan π. Dua
elektron π akan membentuk satu ikatan σ antara hidrogen
dari HBr dengan karbon ikatan rangkap. Hasilnya adalah intermediet karbokation
yang bersifat elektrofilik, sehingga dapat bereaksi dengan nukleofil dengan
menerima pasangan elektron bebas dari nukleofil tersebut. Di sini yang
bertindak sebagai nukleofil adalah Br- . Karbokation bereaksi dengan Br
menghasilkan ikatan C-Br dan menghasilkan produk akhir reaksi adisi.
Diagram energi
reaksi adisi elektrofilik memiliki dua puncak transition state yang dibatasi
oleh pembentukan intermediet karbokation. Tingkat energi intermediet lebih
tinggi dibandingkan tingkat energi alkena awal, tetapi keseluruhan reaksi
adalah eksergonik (ΔG0 bernilai negatif). Tahap pertama,
protonasi alkena menghasilkan intermediet kation, berjalan relatif lambat. Akan
tetapi sekali terbentuk, karbokation tersebut dengan cepat bereaksi dengan
nukleofil dan menghasilkan produk akhir reaksi adisi.
Seorang ahli
kimia Rusia, Vladimir Markovnikov, pada tahun 1969 mengusulkan suatu aturan
yang kemudian dikenal dengan aturan Markovnikov, yaitu: Pada reaksi adisi HX
pada alkena, hidrogen menyerang karbon yang kurang tersubstitusi, sedangkan X
menyerang karbon yang lebih tersubstitusi.
PERMASALAHAN:
1. Mengapa reaksi adisi terjadi hanya pada senyawa tak jenuh? Apakah bisa juga terjadi pada senyawa jenuh ?
2. Diatas tadi sudah dijelaskan bahwa dasar untuk memahami reaksi adisi ektrofilik HX (halida asam) pada alkena adalah alkena dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi polar. Yang ingin saya tanyakan mengapa alkena tersebut dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi polar?
3. Mengapa pada reaksi adisi brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua atau rangkap tiga?
4. Pada kondisi bagaimana yang membedakan antara reaksi adisi elektrofilik dan reaksi adisi nukleofilik? Jelaskan!
1. Mengapa reaksi adisi terjadi hanya pada senyawa tak jenuh? Apakah bisa juga terjadi pada senyawa jenuh ?
2. Diatas tadi sudah dijelaskan bahwa dasar untuk memahami reaksi adisi ektrofilik HX (halida asam) pada alkena adalah alkena dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi polar. Yang ingin saya tanyakan mengapa alkena tersebut dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi polar?
3. Mengapa pada reaksi adisi brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua atau rangkap tiga?
4. Pada kondisi bagaimana yang membedakan antara reaksi adisi elektrofilik dan reaksi adisi nukleofilik? Jelaskan!
Saya akan menjawab pertanyaan yang ke-4
BalasHapusYang membedakannya adalah pada saat kondisi:
Reaksi adisi elektrofilik terjadi apabila gugus yang pertama menyerang suatu ikatan rangkap pereaksi elektrofil. Reaksi adisi elektrofilik ditemukan pada senyawa C yang mengandung ikatan rangkap antara dua atom C seperti alkena dan alkuna. Contoh reaksi adisi elektrofilik adalah reaksi antara etena dengan asam klorida menghasilkan etil-klorida.
Reaksi adisi nukleofilik terjadi apabila gugus yang pertama kali menyerang suatu ikatan rangkap merupakan pereaksi nukleofil. Reaksi adisi nukleofilik ditemukan pada senyawa C yang mengandung ikatan rangkap antara dua atom C dengan atom lain, seperti senyawa yang mengandung gugus karbonil dan senyawa yang mempunyai gugus sianida.
Terimakasih atas tanggapannya nadila
Hapusassalamualaikum Inggi saya Dhea Ivontia akan menjawab pertanyaan anda no 1 yaitu Mengapa reaksi adisi terjadi hanya pada senyawa tak jenuh? Apakah bisa juga terjadi pada senyawa jenuh ?
BalasHapusKarena Reaksi adisi merupakan reaksi pengubahan senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap atau tidak jenuh menjadi senyawa hidrokarbon yang berikatan tunggal atau jenuh melalui penambahan atom dari senyawa lain. Reaksi adisi hanya bisa terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap seperti alkena dan alkuna, dikarenakan kedua senyawa tersebut dapat mengalami reaksi adisi dengan H (hidrogen), Halogen maupun asam halida. Jadi reaksi adisi tidak bisa terjadi pada senyawa jenuh seperti alkana, karena senyawa jenuh tidak memiliki ikatan rangkap.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2, menurut literatur yg saya baca Dasar untuk memahami reaksi adisi alektrofilik HX (halide asam) pada alkena adalah: alkena dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi polar. Ikatan rangkap karbon-karbon kaya akan elektron dan dapat disumbangkan kepada spesies elektrofilik. Contohnya reaksi 2-metilpropena dengan HBr menghasilkan 2-bromo-2-metilpropana.
BalasHapusReaksi dimulai dengan serangan elektrofil (HBr) pada ikatan π. Dua elektron π akan membentuk satu ikatan σ antara hydrogen dari HBr dengan karbon ikatan rangkap. Hasilnya adalah intermediet karbokation yang bersifat elektrofilik, sehingga dapat bereaksi dengan nukleofil dengan menerima pasangan elektron bebas dari nukleofil tersebut. Di sini yang bertindak sebagai nukleofil adalah Br-. Karbokation bereaksi dengan Brmenghasilkan ikatan C-Br dan menghasilkan produk akhir reaksi adisi
Assalamualaikum Wr. Wb. dari Linggonilus Masturanda (A1c116082)
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3.
Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak jenuh dapat menerima tambahan atom atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh pereaksi yang mengadisi pada ikatan rangkap adalah brom dan hidrogen. Adisi brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua atau rangkap tiga.
Kebalikan dari reaksi eliminasi adalah reaksi adisi. Pada reaksi adisi, ikatan rangkap dua atau rangkap tiga diubah menjadi ikatan rangkap tunggal. Mirip dengan reaksi substitusi, ada beberapa tipe dari adisi yang dibedakan dari partikel yang mengadisi. Contohnya, pada adisi elektrofilik hidrogen bromida, sebuah elektrofil (proton) akan mengganti ikatan rangkap ganda dan membentuk karbokation, lalu kemudian bereaksi dengan nukleofil (bromin). Karbokation dapat terbentuk di salah satu ikatan rangkap tergantung dari gugus yang melekat di akhir. Konfigurasi yang lebih tepat dapat diprediksikan dengan aturan Markovnikov.