Sabtu, 10 Februari 2018

Contoh Reaksi Substitusi Nukleofilik (SN) pada alkil halida


Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada Alkil Halida


Reaksi Substitusi Nukleofilik Suatu nukleofil (Z:) menyerang alkil halida pada atom karbon hibrida-sp3 yang mengikat halogen (X), menyebabkan terusirnya halogen oleh nukleofil. Halogen yang terusir disebut gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasangan elektron bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan baru dengan karbon. Hal ini memungkinkan gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron yang tadinya sebagai elektron ikatan.


1. Reaksi Substitusi Nukleofilik (SN2)
    Berbeda dengan SN1, reaksi SN2 (bimolekular) melibatkan dua gugus sekaligus selama proses substitusi berlansung. Artinya reaksi akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan masing-masing gugus baik gugus datang maupun gugus pergi. Jika gugus yang datang merupakan pendonor elektron yang lebih baik dari gugus yang akan pergi, maka reaksi substitusi akan berlansung dengan mudah, sebaliknya jika gugus pergi cenderung lebih baik dari gugus datang maka reaksi akan cenderung lambat bahkan tidak berlansung sama sekali. 

 contoh mekanisme reaksi SN2


Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
1. Karena nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi, maka kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
2. Reaksi terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. 
3. Jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat apabila R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier. 

2. Reaksi Substitusi Nukleofilik (SN1)
    Reaksi SN1 adalah sebuah reaksi substitusi dalam kimia organik. SN1 adalah singkatan dari substitusi nukleofil dan "1" memiliki arti bahwa tahap penetapan laju reaksi ini adalah reaksi molekul tunggal. Reaksi ini melibatkan sebuah zat antara karbokation dan umumnya terjadi pada reaksi alkil halida sekunder ataupun tersier, atau dalam keadaan asam yang kuat, alkohol sekunder, dan tersier.

contoh mekanisme reaksi SN1


Berikut ini adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
1. Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentu kecepatan reaksi adalah tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
2. Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a gugus yang terikat pada karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan kesempatan ini masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi hasilnya adalah rasemit.



PERMASALAHAN
1. Mengapa nukleofil dan substrat terlibat  dalam langkah penentu kecepatan reaksi pada          menkanisme reaksi substitusi nukleofilik (SN2)?
     2. Jelaskan mengapa reaksi terjadi lebih cepat apabila R merupakan gugus metil atau                 primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier?
      3. Dalam reaksi mekanisme SN1 berangsung dalam dua tahap, tetapi hanya substrat (alkil          halida) saja yang digunakan untuk penentuan laju reaksi dari mekanisme reaksi SN1,              mengapa demikian?

3 komentar:

  1. Perkenalkan nama saya Fauzan Maha Putra (A11C116056) saya akan mencoba menjawab pertanyaan ketiga Dalam reaksi mekanisme SN1 berangsung dalam dua tahap, tetapi hanya substrat (alkil halida) saja yang digunakan untuk penentuan laju reaksi dari mekanisme reaksi SN1, mengapa demikian?
    Jawab : reaksi SN 1 merupakan reaksi Yang berlangsung dalam 2 tahap, dimana pada langkah pertama berjalan lambat, ikatan antara C dan gugus pergi putus sewaktu substrat terdisosiasi ( mengion )membentuk karbokation. pada langkah kedua yang berlangsung cepat, karbokation bergabung dengan nukleofili menghasilkan produk. Pada tahap penentuan laju hanya ditentukan oleh substrat saja ( unimolekuler ) dengan tidak melibatkan nukleofili karena nukleofiliknya adalah netral.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wr.wb. Saya Maya Rizkita (A1C116028) akan menjawab pertanyaan pertama(1).
    Berbeda dengan SN1, reaksi SN2 (bimolekular) melibatkan dua gugus sekaligus selama proses substitusi berlansung. Artinya reaksi akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan masing-masing gugus baik gugus datang maupun gugus pergi. Jika gugus yang datang merupakan pendonor elektron yang lebih baik dari gugus yang akan pergi, maka reaksi substitusi akan berlansung dengan mudah, sebaliknya jika gugus pergi cenderung lebih baik dari gugus datang maka reaksi akan cenderung lambat bahkan tidak berlansung sama sekali. Semoga membantu.

    BalasHapus
  3. Perkenalkan nama saya Dara Juliana, NIM A1C116026. saya akan menjawab pertanyaan kedua, yaitu Jelaskan mengapa reaksi terjadi lebih cepat apabila R merupakan gugus metil primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier? yaitu karena Jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat apabila R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier. Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan ini adalah adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2 terjadi pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >> tersier.

    BalasHapus

ANALISIS PEMBENTUKAN STRUKTUR SEKUNDER DAN TERSIER PADA PROTEIN

Protein itu tersusun atas peptida-peptida yang mana akan membentuk suatu polimer yang disebut polipeptida. Setiap monomernya ini tersusun ...