Defenisi
Reaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi adalah reaksi pelepasan/pengeluaran molekul
dari substrat. Eliminasi dapat dianggap kebalikan dari reaksi adisi. Pada reaksi eliminasi
terjadi perubahan ikatan, ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap.Eliminasi
merupakan reaksi yang mengubah jumlah subtituent dalam atom karbon, dan
membentuk ikatan kovalen. Pada reaksi ini, dua atom atau gugusyang
masing-masing terikat pada dua buah atom C yang letaknya berdampingan dilepaskan
oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan ikatan rangkap. Reaksi ini hanya dapat
berlangsung bila ada zat yang menarik molekul yang akan di eliminasi. Reaksi
eliminasi digunakan untuk membuat senyawa-senyawa alkena dan alkuna. Sebagai contoh adalah reaksi pembuatan etena dari etanol.
Jika alkil halida mempunyai atom hidrogennya pada atom karbonyang bersebelahan dengan karbon pembawa halogenakan bereaksi dengan nukleofil, maka terdapat dua kemungkinan reaksi yang bersaing, yaitu substitusi dan eliminasi (Firdaus, 2016).
Jika alkil halida mempunyai atom hidrogennya pada atom karbonyang bersebelahan dengan karbon pembawa halogenakan bereaksi dengan nukleofil, maka terdapat dua kemungkinan reaksi yang bersaing, yaitu substitusi dan eliminasi (Firdaus, 2016).
Mekanisme Reaksi Eliminasi Alkil Halida
- Mekanisme E1 (Unimolekuler)
E1
merupakan reaksi eliminasi unimolekuler. E1 terdiri dari dua langkah mekanisme
yaitu ionisasi dan deprotonasi. Ionisasi adalah putusnya ikatan karbon-karbon
membentuk intermediet karbokation. Suatu karbokation adalah suatu
zat-antara yang tak stabil dan berenergi tinggi, yang dengan segera bereaksi
lebih lanjut. Salah satu cara karbokation mencapai produk yang stabil ialah
dengan bereaksi dengan sebuah nukleofildalam reaksi SN1. Namun terdapat suatu
alternative lain yaitu dengan mekanisme E1 (Fessenden, 1986:196). Mekanisme
E1 merupakan reaksi eliminasi unimolekuler. Reaksi
eliminasi unimolekuler adalah reaksi eliminasi dimana karbokation memberikan sebuah proton kepada suatu basa dalam suatu reaksi eliminasi sehingga akan menghasilkan
suatu produk alkena. Atau dengan kata lain,
reaksi E1 merupakan reaksi eliminasi dua tahap dimana tahap pertama terjadi
pemisahan gugus pergi dari substrat yang menghasilkan senyawa antara
karbokation dengan tahap kedua meliputi pengeluaran proton oleh suatu basa dan
pembentukan ikatan rangkap. Reaksi E1 biasanya terjadi pada alkil halida
tersier. Reaksi ini berlangsung tanpa kuat, melainkan karena sama-sama
menggunakan intermediet karbokation.
Langkah 1 (ionisasi)
Reaksi E1 berjalan
lambat
Langkah 2
(deprotonasi)
Reaksi E1 berjalan
cepat
- Mekanisme E2 (Bimolekuler)
1.
Mekanisme Reaksi Eliminasi Alkohol
Eliminasi adalah reaksi pembentukan ikatan rangkap dari ikatan tunggal. Alkohol yang mengalami reaksi eliminasi akan menghasilkan alkena dan juga melepaskan air, reaksi ini kadang juga disebut reaksi dehidrasi karena dalam reaksi ini mengalami pelepasan air.
Mekanisme umum eliminasi alkohol sebagai berikut:
Pada tahap awal adalah melibatkan protonasi alkohol oleh suatu asam diikuti hilangnya molekul air sehingga dihasilkan karbokation (jalur E1):
Pada tahap awal adalah melibatkan protonasi alkohol oleh suatu asam diikuti hilangnya molekul air sehingga dihasilkan karbokation (jalur E1):
kemudian eliminasi terjadi ketika asam konjugasi dari suatu basa menyerang atom Hidrogen. Produk akhir dihasilkan alkena.
Faktor faktor yang mengatur reaksi eliminasi
1. Kebasaan
Kemampuan pereaksi dalam menerima proton dalam reaksi asam-basa (penting untuk eliminasi). Semakin kuat basa reaksi eliminasi lebih disukai.
Kemampuan pereaksi dalam menerima proton dalam reaksi asam-basa (penting untuk eliminasi). Semakin kuat basa reaksi eliminasi lebih disukai.
2. Kenukleofilan
Ukurran kemampuan pereaksi dalam memberikan elektron. Penting untuk substitusi. Makin kuat nukleofil substitusi lebih terjadi.
Ukurran kemampuan pereaksi dalam memberikan elektron. Penting untuk substitusi. Makin kuat nukleofil substitusi lebih terjadi.
3. Sifat Pelarut
Pengaruh pelarut adalah pada kemampuan mensolvasi ion-ion, karbokation, nukleofil atau basa, dan gugus-gugus pergi. Dilihat dari tetapan dielektrik. Pelarut polar -> SN1, Pelarut kurang polar -> SN2 dan E2 . Semakin tinggi tetapan dielektrik semakin tinggi kepolaran semakin SN1 disukai.
Pengaruh pelarut adalah pada kemampuan mensolvasi ion-ion, karbokation, nukleofil atau basa, dan gugus-gugus pergi. Dilihat dari tetapan dielektrik. Pelarut polar -> SN1, Pelarut kurang polar -> SN2 dan E2 . Semakin tinggi tetapan dielektrik semakin tinggi kepolaran semakin SN1 disukai.
4.Temperatur Relatif mendukung reaksi eliminasi pada suhu
tinggi. Reaksi eliminasi berlangsung cepat pada suhu tinggi.
5. Pengaruh struktur+nukleofil
· alkil halida primer+nukleofil kuat -> reaksi
yang mungkin terjadi SN2
· alkil halida sekunder+nukleofil kuat -> reaksi
yang mungkin terjadi SN2
· alkil halida sekunder+nukleofil lemah SN1
(utama) dan E1 (sampingan)
6. Pengaruh struktur+kebasaan
- alkil halida sekunder+basa kuat -> reaksi yang mungkin terjadi E2
- alkil halida tersier+basa kuat -> reaksi yang mungkin terjadi E2
- alkil halida tersier+basa lemah -> reaksi yang mungkin terjadi SN1.
7. konsentrasi
Permasalahan
1. Bagaimana perbandingan mekanisme eliminasi E1 dan E2 dengan keadaan-keadaan lain, seperti keadan pelarut, struktur, dan nukleofil secara spesifik ?
2. Seperti yang tertulis diatas bahwa reaksi E1 biasanya terjadi pada alkil halida tersier. Tolong jelaskan mengapa demikian!
3. Salah satu dari faktor-faktor yang mengatur reaksi eliminasi yaitu konsentrasi. Yang ingin saya tanyakan disini adalah bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap reaksi?
Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3 dimana pertanyaannya adalah Salah satu dari faktor-faktor yang mengatur reaksi eliminasi yaitu konsentrasi. Yang ingin saya tanyakan disini adalah bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap reaksi?
BalasHapusjawabannya adalah kita tahu konsentrasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi suatu reaksi karena Pengaruh konsentrasi terhadap suatu Reaksi akan berlangsung lebih cepat atau reaksi semakin besar jika konsentrasi zat yang bereaksi semakin besar. Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi pereaksi, maka semakin banyak partikel-partikel zat yang bereaksi. Akibatnya, kemungkinan tumbukan yang berhasil maka semakin banyak zat baru yang terbentuk. Dengan demikian, reaksi semakin cepat berlangsung.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Yaitu mengapa reaksi E1 biasanya terjadi pada alkil halida tersier?
BalasHapusKarena pada E1 memerlukan basa yang berfungsi mengikat halogen yang ada pada alkil halida tersier.
terimakasih inggi , saya akan menjawab permasalahan anda no 1 :
BalasHapusDalam hal stereokimia , nukleofil , pelarut dan struktur halidanya , maka akan terlihat bagaiman perbandingan antara E1 dan E2. Seringkali reaksi substitusi dan eliminasi terjadi secara bersamaan pada
pasangan pereaksi nukleofil dan substrat yang sama. Reaksi mana yang dominan,
bergantung pada kekuatan nukleofil, struktur substrat, dan kondisi reaksi. Seperti
halnya dengan reaksi substitusi, reaksi elimanasi juga mempunyai dua mekanisme,
yaitu mekanisme E2 dan E1